Banyak orang yang menyebut metode yang kami ajarkan dengan Baca Kilat. Dalam ucapan sebutan Baca Kilat tidak lari dari metode yang kami ajarkan, tetapi ketika sudah dalam tulisan, maka maknanya sudah melenceng jaaaauuuuuuhhhh banget. So, pada kesempatan ini saya ingin meluruskan penulisan Bacakilat yang benar.
Saya menulis artikel ini bukan didorong oleh rasa marah atau kesel, tetapi lebih ke lucu dan tergelitik. Tulisan ini saya buat, karena saya tidak ingin teman-teman melakukan kesalahan yang konyol. Mengapa konyol? Karena Bacakilat dan Baca Kilat adalah 2 hal yang berbeda.
Bacakilat adalah sebuah sistem membaca yang diramu oleh Mr Agus Setiawan, setelah memberikan pelatihan kepada puluhan angkatan, Agus Setiawan kemudian menuliskannya ke dalam buku yang kemudian menjadi laris berjudul Bacakilat: Kiat Membaca 1 Halaman Per Detik.
Bacakilat merupakan 1 kata tidak ada spasi antara kata “Baca” dan “Kilat”. Sejak awal meramu metode ini, Mr. Agus Setiawan ini Bacakilat dikenal sebagai semua nama metode tersendiri dan muncullah kata baru yang disebut Bacakilat (tanpa spasi dan menjadi satu kata). Sekarang saya dan Mr. Agus Setiawan mengembangkan metode turunannya yaitu Bacakilat For Students: The Smart Learning Strategy.
Sedangkan, Baca Kilat memiliki makna yang berbeda. Karena terdiri dari 2 kata, maka kata “Baca” merujuk pada kegiatan membaca, sedangkan kata “Kilat” merujud kepada cahaya petir. Jika di satukan dalam sebuah kalimat akan menimbulkan makna yang konyol. Contohnya, Saya sedang ikut pelatihan Baca Kilat. Kalimat ini menujukkan bahwa saya sedang ikut pelatihan yang mengajarkan cara membaca “Kilat” yang dihasilkan oleh petir. Konyol bangetkan? Kecuali Anda memang sedang mendalami ilmu cuaca, bukan metode membaca.
Jadi buat yang sudah membaca artikel ini, saya berharap ke depannya selalu menuliskan Bacakilat dengan baik dan benar. Jangan melakukan hal yang konyol lagi ya. Hahaha…
Thank you…Perbedaan Bacakilat dan Baca Kilat! (2 Maret 2014)
Banyak orang yang menyebut metode yang kami ajarkan dengan Baca Kilat. Dalam ucapan sebutan Baca Kilat tidak lari dari metode yang kami ajarkan, tetapi ketika sudah dalam tulisan, maka maknanya sudah melenceng jaaaauuuuuuhhhh banget. So, pada kesempatan ini saya ingin meluruskan penulisan Bacakilat yang benar.
Saya menulis artikel ini bukan didorong oleh rasa marah atau kesel, tetapi lebih ke lucu dan tergelitik. Tulisan ini saya buat, karena saya tidak ingin teman-teman melakukan kesalahan yang konyol. Mengapa konyol? Karena Bacakilat dan Baca Kilat adalah 2 hal yang berbeda.
Bacakilat adalah sebuah sistem membaca yang diramu oleh Mr Agus Setiawan, setelah memberikan pelatihan kepada puluhan angkatan, Agus Setiawan kemudian menuliskannya ke dalam buku yang kemudian menjadi laris berjudul Bacakilat: Kiat Membaca 1 Halaman Per Detik.
Bacakilat merupakan 1 kata tidak ada spasi antara kata “Baca” dan “Kilat”. Sejak awal meramu metode ini, Mr. Agus Setiawan ini Bacakilat dikenal sebagai semua nama metode tersendiri dan muncullah kata baru yang disebut Bacakilat (tanpa spasi dan menjadi satu kata). Sekarang saya dan Mr. Agus Setiawan mengembangkan metode turunannya yaitu Bacakilat For Students: The Smart Learning Strategy.
Sedangkan, Baca Kilat memiliki makna yang berbeda. Karena terdiri dari 2 kata, maka kata “Baca” merujuk pada kegiatan membaca, sedangkan kata “Kilat” merujud kepada cahaya petir. Jika di satukan dalam sebuah kalimat akan menimbulkan makna yang konyol. Contohnya, Saya sedang ikut pelatihan Baca Kilat. Kalimat ini menujukkan bahwa saya sedang ikut pelatihan yang mengajarkan cara membaca “Kilat” yang dihasilkan oleh petir. Konyol bangetkan? Kecuali Anda memang sedang mendalami ilmu cuaca, bukan metode membaca.
Jadi buat yang sudah membaca artikel ini, saya berharap ke depannya selalu menuliskan Bacakilat dengan baik dan benar. Jangan melakukan hal yang konyol lagi ya. Hahaha…
Thank you…